Selasa, 20 Oktober 2015

SEJARAH RASULULLAH SAW (DARI KELAHIRAN SAMPAI MENERIMA WAHYU PERTAMA)



1. Peristiwa menjelang Kelahiran Nabi Muhammad SAW.  
   a. Kondisi Masyarakat Makkah . 
Kondisi masyarakat Makkah menjelang kelahiran Nabi Muhammad SAW secara umum dikenal dengan sebutan zaman jahiliyah. Hal itu dikarenakan kondisi sosial politik dan keagamaan masyarakat saat itu tidak memiliki nabi, kitab suci, ideologi agama dan tokoh besar yang membimbing mereka. Mereka juga tidak memiliki sistem pemerintahan  yang ideal dan tidak mengindahkan nilai-nilai moral. Pada saat itu tingkat keberagamaan mereka tidak berbeda jauh dengan masyarakat primitif.
        Dalam hal kepemimpinan politik, masyarakat Makkah telah terpecah menjadi banyak suku, masing-masing suku memiliki seorang pemimpin untuk menentukan peperangan, pembagian harta rampasan dan pertempuran tertentu. Sebagian besar masyarakatnya berkarakter keras, suka mabuk-mabukan, judi, main perempuan, dan merajalelanya praktek perbudakan.
        Dalam hal kepercayaan, masyarakat Makkah menganut banyak tuhan ( polytheisme ), mempercayai roh-roh nenek moyang yang mempunyai kekuatan ghaib ( Animisme), pohon-pohon besar dianggap berkeramat ( Dinamisme), bahkan ada juga yang menyembah bintang dan matahari.
        Kondisi diatas setidaknya yang menjadi sebab mengapa Nabi Muhammad SAW dilahirkan di kota Makkah, sekalipun masih banyak juga alasan yang menjadi dasar telah diutusnya seorang Rasul Allah yang bernama Muhammad.

b. Terjadinya Perebutan kekuasaan
    Pada saat bendungan besar Ma’rib di Arabia selatan pecah dan menimbulkan malapetaka yang besar pada penduduknya, maka kabilah-kabilah arab selatan ini berbondong-bondong meninggalkan daerahnya menuju ke arah utara. Diantara mereka satu rombongan yang dipimpin oleh Harits bin Amir yang bergelar Khuza’ah berpindah menuju Mekkah; mereka berhasil mengalahkan penduduk Mekah (suku Jurhum) dan seterusnya menjadi penguasa atas negeri ini turun-temurun.
Dalam masa pemerintahan Khuza’ah inilah Banu Ismail berkembang biak dan dengan berangsur-angsur mereka meninggalkan negeri ini bertebaran ke pelosok-pelosok jazirah Arab. Hanya yang tinggal di kota ini ialah suku Quraisy. Mereka sama sekali tak punya kekuasaan atas kota Mekah dan juga atas Ka’bah.
Kira-kira abad ke-5 M. Seorang pemimpin kabilah Quraisy yang bernama Qushai telah berhasil merebut kekuasaan kota Mekah dari tangan kaum Khuzaah, setelah mereka berabad-abad lamanya menguasai kota Mekah. Kekuasaan yang direbutnya itu meliputi bidang pemerintahan dan keagamaan. Dengan demikian Qushai menjadi pemimpin agama dan pemerintahan di kota Mekah.

c. Penyerangan Ka’bah oleh Pasukan Abrahah.
                 Kota Mekah yang di dalamnya terdapat bangunan suci Ka’bah diserang oleh pasukan tentara orang Nasrani yang kuat dibawah pimpinan Abrahah, gubernur dari kerajaan Nasrani Abessinia yang memerintah di Yaman bermaksud menghancurkan Ka’bah. Pada waktu itu Abrahah berkendaraan Gajah. Belum lagi maksud mereka tercapai, mereka sudah dihancurkan oleh Allah SWT dengan mengirimkan burung ababil. Peristiwa ini terjadi menjelang kelahiran Nabi Muhammad SAW. Peristiwa ini dijadikan tahun kelahiran Nabi yaitu tahun gajah.

2. Kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Nabi Muhammad SAW. Dilahirkan di Makkah, pada hari senin tanggal 12 Robi’ul Awal tahun Gajah yang bertepaan dengan tanggal 20 April tahun 571 M. Nabi Muhammad dilahirkan dalam keadaan Yatim karena ayahnya, Abdullah meninggal dunia kira-kira 7 bulan dalam kandungan. Ketika beliau lahir kakeknya, Abdul Mutholib memberi nama Qutsam. Namun Ibunya Aminah, berkata kepada Abdul Mutholib: dalam mimpiku, aku diperintahkan untuk memberi nama Muhammad yang artinya orang yang terpuji/ dipuji.

3. Masa Pengasuhan.
Sudah menjadi kebiasaan orang-orang Arab kota Mekah, terutama pada orang-orang bangsawan, menyusukan dan menitipkan bayi-bayi mereka kepada wanita Badiyah (dusun di padang pasir) agar bayi-bayi itu dapat menghirup hawa yang bersih, terhindar dari penyakit-penyakit kota dan supaya bayi-bayi itu dapat berbicara dengan bahasa yang murni dan fasih. Demikian halnya Nabi Muhammad SAW. Beliau diserahkan oleh ibunya kepada seorang perempuan baik Halimah Sa’diyah  dari bani Saad kabilah Hawazin, beliau dirawat hingga berusia 5 tahun.
Nabi Muhammad tinggal di lingkungan Bani Sa’ad selama 5 tahun. Setelah itu Halimah menyerahkannya kembali kepada ibunya. Kemudian ketika Muhammad berusia 6 tahun, ibunya mengajak ke Madinah untuk diperkenalkan dengan sanak saudaranya. Sesampainya di Madinah, ibunya mengajak berziarah ke makam ayahnya. Tetapi ketika sesampai di desa Abwa, ibunya jatuh sakit dan kemudian meninggal dunia. Kemudian beliau dibawa pulang ke Makkah oleh Ummu Aiman, budak yang sangat setia menemani Muhammad dan turut pula mengasuhnya. Setelah itu, Nabi Muhammad dibawah pengasuhan Kakeknya selama 2 tahun, kakeknya meninggal dunia ketika beliau berusia 8 tahun. Kemudian pengasuhan beliau beralih kepada pamannya Abu Thalib. Ketika diasuh oleh Abu Thalib itulah, Nabi Muhammad SAW terbiasa bekerja keras seperti menggembala kambing dan  berdagang membawa barang dagangan sampai ke negeri Syam.

4. Tanda-tanda Kenabian.
 Sejak masih bayi, Nabi Muhammad sudah memperlihatkan keistimewaan-keistimewaan yang tidak dimiliki oleh bayi-bayi lain. Keistimewaan-keistimewaan itu merupakan sebagian dari tanda-tanda kenabian Muhammad. Tanda-tanda kenabian itu antara lain sebagai berikut:
a.       Pertumbuhan badan yang sangat cepat, yaitu pada usia 5 bulan Muhammad sudah pandai berjalan, usia 9 bulan sudah panda berbicara, dan pada usia 2 tahun ia sudah bisa dilepas bersama anak-anak Halimah menggembala kambing.
b.       Anak-anak Halimah sering mendengar suara yang memberikan salam kepada Muhammad SAW. Padahal mereka tidak mel;ihat seorang pun.
c.        Anak Halimah, Dimrah, pernah melihat Muhammad didatangi 2 orang (Malaikat) yang kemudian membelah dadanya untuk diisi dengan air suci yang dibawanya.
d.       Ketika berusia 12 tahun, Abu Thalib mengajak Muhammad berdagang ke negeri Syam (Suriah). Rombongan mereka selalu dinaungi oleh awan, sehingga terhindar dari terik matahari yang menyengat. Awan itu menarik perhatian seorang pendeta Kristen bernama Bahira, yang kemudian setelah bertemu ia meyakini Muhammad kelak sebagai calon rasul terakhir dan berpesan kepada Abu Thalib agar hati-hati dan menjaganya.

5. Masa Muda Muhammad.
Pada saat Muhammad berusia 15 tahun, terjadi peperangan besar antar suku Arab yang terkenal dengan perang fijar. Beliau ikut dalam perang tersebut sebagai pengumpul mata panah yang dilemparkan oleh musuh, kemudian menyerahkannya kepada pamannya. Pada perang itulah beliau menyaksikan banyak korban berjatuhan, sehingga muncul inisiatif dalam dirinya untuk membentuk komite perdamaian. Maka ketika beliau berusia 20 tahun, beliau memprakarsai berdirinya komite perdamaian yang bernama Hilful Fudhul.
Melalui Hilful Fudhul ini, sifat kepemimpinannya mulai tampak dan namanya makin harum di kalangan Mekah. Beliau kemudian terkenal dengan orang terpercaya karena kejujurannya sehingga beliau mendapat gelar Al Amin.
Pada usia 25 tahun, Muhammad menikah dengan Khadijah, seorang janda kaya yang berusia 40 tahun. Dari perkawinan ini, Muhammad memperoleh cinta kasih yang tulus, memberikan ketenangan dan ketenteraman yang sebelumnya belum pernah beliau rasakan. Menginjak usianya yang ke 40 tahun, Muhammad dianggat  oleh Allah menjadi seorang Rasul terakhir menggantikan nabi dan rasul sebelumnya.

6. Turunnya wahyu pertama.
Pada tanggal 17 Ramadhan / 6 Agustus 611 M, ketika Nabi Saw sedang berkholwat di Goa Hira, datanglah malaikat Jibril membawa wahyu dari Allah SWT. Wahyu pertama kali turun ini adalah surat Al-Alaq ayat 1 – 5. inilah yang menandai pengangkatan Muhammad sebagai Rasul (utusan) Allah SWT.
Setelah menerima wahyu itu beliau terus pulang ke rumah dalam keadaan gemetar, sehingga minta diselimuti oleh istrinya. Karena terlalu lelahnya, beliau tertidur, sementara siti Khadijah  pergi ke rumah waraqah bin Naufal untuk menceritakan apa yang dialami oleh suaminya. Waraqah yang terkenal dengan ahli bahasaIbrany telah membenarkan peristiwatersebut sambil mengatakan: Demi Tuhan, jika engkau membenarkan aku ya Khadijah, sesungguhnya telah datang kepadanya (Muhammad) namus akbar (petunjuk yang maha besar), sebagaimana hal ini pernah datang kepada Nabi Musa a.s, dia sesungguhnya akan menjadi  Nabi bagi umat kita ini. Dan katakanlah kepadanya hendaknya tetap tenang.