1. Peristiwa menjelang Kelahiran Nabi Muhammad SAW.
a. Kondisi Masyarakat Makkah .
Kondisi masyarakat Makkah menjelang kelahiran Nabi
Muhammad SAW secara umum dikenal dengan sebutan zaman jahiliyah. Hal
itu dikarenakan kondisi sosial politik dan keagamaan masyarakat saat itu tidak
memiliki nabi, kitab suci, ideologi agama dan tokoh besar yang membimbing
mereka. Mereka juga tidak memiliki sistem pemerintahan yang ideal dan tidak mengindahkan nilai-nilai
moral. Pada saat itu tingkat keberagamaan mereka tidak berbeda jauh dengan
masyarakat primitif.
Dalam hal
kepemimpinan politik, masyarakat Makkah telah terpecah menjadi banyak suku,
masing-masing suku memiliki seorang pemimpin untuk menentukan peperangan,
pembagian harta rampasan dan pertempuran tertentu. Sebagian besar masyarakatnya
berkarakter keras, suka mabuk-mabukan, judi, main perempuan, dan merajalelanya
praktek perbudakan.
Dalam hal
kepercayaan, masyarakat Makkah menganut banyak tuhan ( polytheisme ),
mempercayai roh-roh nenek moyang yang mempunyai kekuatan ghaib ( Animisme),
pohon-pohon besar dianggap berkeramat ( Dinamisme), bahkan ada juga yang
menyembah bintang dan matahari.
Kondisi
diatas setidaknya yang menjadi sebab mengapa Nabi Muhammad SAW dilahirkan di
kota Makkah, sekalipun masih banyak juga alasan yang menjadi dasar telah
diutusnya seorang Rasul Allah yang bernama Muhammad.
b. Terjadinya
Perebutan kekuasaan
Pada saat
bendungan besar Ma’rib di Arabia selatan pecah dan menimbulkan malapetaka yang
besar pada penduduknya, maka kabilah-kabilah arab selatan ini
berbondong-bondong meninggalkan daerahnya menuju ke arah utara. Diantara mereka satu rombongan yang dipimpin oleh Harits bin Amir yang
bergelar Khuza’ah berpindah menuju Mekkah; mereka berhasil mengalahkan penduduk
Mekah (suku Jurhum) dan seterusnya menjadi penguasa atas negeri ini
turun-temurun.
Dalam masa pemerintahan Khuza’ah inilah Banu Ismail
berkembang biak dan dengan berangsur-angsur mereka meninggalkan negeri ini
bertebaran ke pelosok-pelosok jazirah Arab. Hanya yang tinggal di kota ini
ialah suku Quraisy. Mereka sama sekali tak punya kekuasaan atas kota Mekah dan
juga atas Ka’bah.
Kira-kira abad ke-5 M. Seorang pemimpin kabilah
Quraisy yang bernama Qushai telah berhasil merebut kekuasaan kota Mekah dari
tangan kaum Khuzaah, setelah mereka berabad-abad lamanya menguasai kota Mekah.
Kekuasaan yang direbutnya itu meliputi bidang pemerintahan dan keagamaan.
Dengan demikian Qushai menjadi pemimpin agama dan pemerintahan di kota Mekah.
c. Penyerangan Ka’bah oleh Pasukan Abrahah.
Kota Mekah yang di dalamnya terdapat bangunan suci Ka’bah diserang oleh
pasukan tentara orang Nasrani yang kuat dibawah pimpinan Abrahah, gubernur dari
kerajaan Nasrani Abessinia yang memerintah di Yaman bermaksud menghancurkan
Ka’bah. Pada waktu itu Abrahah berkendaraan Gajah. Belum lagi maksud mereka
tercapai, mereka sudah dihancurkan oleh Allah SWT dengan mengirimkan burung
ababil. Peristiwa ini terjadi menjelang kelahiran Nabi Muhammad SAW. Peristiwa
ini dijadikan tahun kelahiran Nabi yaitu tahun gajah.
2. Kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Nabi Muhammad SAW. Dilahirkan di Makkah, pada hari
senin tanggal 12 Robi’ul Awal tahun Gajah yang bertepaan dengan tanggal 20
April tahun 571 M. Nabi Muhammad dilahirkan dalam keadaan Yatim karena ayahnya,
Abdullah meninggal dunia kira-kira 7 bulan dalam kandungan. Ketika beliau lahir
kakeknya, Abdul Mutholib memberi nama Qutsam. Namun Ibunya Aminah, berkata
kepada Abdul Mutholib: dalam mimpiku, aku diperintahkan untuk memberi nama
Muhammad yang artinya orang yang terpuji/ dipuji.
3. Masa Pengasuhan.
Sudah menjadi kebiasaan orang-orang Arab kota Mekah,
terutama pada orang-orang bangsawan, menyusukan dan menitipkan bayi-bayi mereka
kepada wanita Badiyah (dusun di padang pasir) agar bayi-bayi itu dapat menghirup
hawa yang bersih, terhindar dari penyakit-penyakit kota dan supaya bayi-bayi
itu dapat berbicara dengan bahasa yang murni dan fasih. Demikian halnya Nabi
Muhammad SAW. Beliau diserahkan oleh ibunya kepada seorang perempuan baik Halimah Sa’diyah dari bani Saad kabilah Hawazin, beliau dirawat
hingga berusia 5 tahun.
Nabi Muhammad tinggal di lingkungan Bani Sa’ad selama
5 tahun. Setelah itu Halimah menyerahkannya kembali kepada ibunya. Kemudian
ketika Muhammad berusia 6 tahun, ibunya mengajak ke Madinah untuk diperkenalkan
dengan sanak saudaranya. Sesampainya di Madinah, ibunya mengajak berziarah ke
makam ayahnya. Tetapi ketika sesampai di desa Abwa, ibunya jatuh sakit dan
kemudian meninggal dunia. Kemudian beliau dibawa pulang ke Makkah oleh Ummu
Aiman, budak yang sangat setia menemani Muhammad dan turut pula mengasuhnya.
Setelah itu, Nabi Muhammad dibawah pengasuhan Kakeknya selama 2 tahun, kakeknya
meninggal dunia ketika beliau berusia 8 tahun. Kemudian pengasuhan beliau
beralih kepada pamannya Abu Thalib. Ketika diasuh oleh Abu Thalib itulah, Nabi
Muhammad SAW terbiasa bekerja keras seperti menggembala kambing dan berdagang membawa barang dagangan sampai ke
negeri Syam.
4. Tanda-tanda Kenabian.
Sejak masih
bayi, Nabi Muhammad sudah memperlihatkan keistimewaan-keistimewaan yang tidak
dimiliki oleh bayi-bayi lain. Keistimewaan-keistimewaan itu merupakan sebagian
dari tanda-tanda kenabian Muhammad. Tanda-tanda kenabian itu antara lain
sebagai berikut:
a.
Pertumbuhan
badan yang sangat cepat, yaitu pada usia 5 bulan Muhammad sudah pandai
berjalan, usia 9 bulan sudah panda berbicara, dan pada usia 2 tahun ia sudah
bisa dilepas bersama anak-anak Halimah menggembala kambing.
b.
Anak-anak
Halimah sering mendengar suara yang memberikan salam kepada Muhammad SAW.
Padahal mereka tidak mel;ihat seorang pun.
c.
Anak
Halimah, Dimrah, pernah melihat Muhammad didatangi 2 orang (Malaikat) yang
kemudian membelah dadanya untuk diisi dengan air suci yang dibawanya.
d.
Ketika
berusia 12 tahun, Abu Thalib mengajak Muhammad berdagang ke negeri Syam
(Suriah). Rombongan mereka selalu dinaungi oleh awan, sehingga terhindar dari
terik matahari yang menyengat. Awan itu menarik perhatian seorang pendeta
Kristen bernama Bahira, yang kemudian setelah bertemu ia meyakini Muhammad
kelak sebagai calon rasul terakhir dan berpesan kepada Abu Thalib agar
hati-hati dan menjaganya.
5. Masa Muda Muhammad.
Pada saat Muhammad berusia 15 tahun, terjadi peperangan
besar antar suku Arab yang terkenal dengan perang
fijar. Beliau ikut dalam perang tersebut sebagai pengumpul mata panah yang
dilemparkan oleh musuh, kemudian menyerahkannya kepada pamannya. Pada perang
itulah beliau menyaksikan banyak korban berjatuhan, sehingga muncul inisiatif
dalam dirinya untuk membentuk komite perdamaian. Maka ketika beliau berusia 20
tahun, beliau memprakarsai berdirinya komite perdamaian yang bernama Hilful Fudhul.
Melalui Hilful Fudhul ini, sifat kepemimpinannya mulai
tampak dan namanya makin harum di kalangan Mekah. Beliau kemudian terkenal
dengan orang terpercaya karena kejujurannya sehingga beliau mendapat gelar Al Amin.
Pada usia 25 tahun, Muhammad menikah dengan Khadijah,
seorang janda kaya yang berusia 40 tahun. Dari perkawinan ini, Muhammad
memperoleh cinta kasih yang tulus, memberikan ketenangan dan ketenteraman yang
sebelumnya belum pernah beliau rasakan. Menginjak usianya yang ke 40 tahun,
Muhammad dianggat oleh Allah menjadi
seorang Rasul terakhir menggantikan nabi dan rasul sebelumnya.
6. Turunnya wahyu pertama.
Pada tanggal 17 Ramadhan / 6 Agustus 611 M, ketika Nabi
Saw sedang berkholwat di Goa Hira, datanglah malaikat Jibril membawa wahyu dari
Allah SWT. Wahyu pertama kali turun ini adalah surat Al-Alaq ayat 1 – 5. inilah
yang menandai pengangkatan Muhammad sebagai Rasul (utusan) Allah SWT.
Setelah menerima wahyu itu beliau terus pulang ke rumah
dalam keadaan gemetar, sehingga minta diselimuti oleh istrinya. Karena terlalu
lelahnya, beliau tertidur, sementara siti Khadijah pergi ke rumah waraqah bin Naufal untuk
menceritakan apa yang dialami oleh suaminya. Waraqah yang terkenal dengan ahli
bahasaIbrany telah membenarkan peristiwatersebut sambil mengatakan: Demi Tuhan,
jika engkau membenarkan aku ya Khadijah, sesungguhnya telah datang kepadanya
(Muhammad) namus akbar (petunjuk yang maha besar), sebagaimana hal ini pernah
datang kepada Nabi Musa a.s, dia sesungguhnya akan menjadi Nabi bagi umat kita ini. Dan katakanlah
kepadanya hendaknya tetap tenang.